damaiduniaku

kedamaian akan menunjukkan dirinya pada dunia..... Sambut dan berdamailah dengannya....

Foto Saya
Nama:
Lokasi: Jakarta, Jakarta, Indonesia

Seorang Anak Manusia yang mencari jati dirinya...

Senin, 17 Agustus 2009

Berpikir Strategis-lah Wahai Mahasiswa!

Berpikir Strategis-lah Wahai Mahasiswa!

" Kehidupan di perguruan tinggi adalah sepenggal saja dari tahapan-tahapan kehidupan kita. Kata Gunawan Muhammad (1989) "Kita belum selesai dengan lulus saja, juga……belum selesai bodohnya". "

Dunia pendidikan di Indonesia telah memasuki tahap kemajuan. Berbagai sekolah dan perguruan tinggi muncul dan berkembang bak cendawan dimusim hujan. Akan tetapi kemajuan tersebut tidak selalu berbanding lurus dengan substansi pendidikan itu sendiri. Pendidikan Indonesia sebenarnya mempunyai segudang masalah akut. Mulai dari masalah pemerintah, institusi pendidikan, kurikulum, mutu dosen, kualifikasi input mahasisiwa, hingga biaya tinggi. Kesemuanya itu bagaikan benang kusut yang susah untuk direntangkan. Pendidikan di Indonesia benar-benar menghadapi masalah yang besar. Mencari solusinya adalah hal yang pelik, karena kita dihadapkan dengan sebuah fenomena yang rumit.

Mahasiswa sebagai pemeran utama dunia pendidikan di perguruan tinggi diharapkan dapat menerjang fenomena yang rumit tadi. Caranya dengan sebuah kerangka pikir mahasiswa yang strategis yang mampu mencetak wajah masa depan bangsa ini. Yaitu “melakukan apa saja yang dapat dilakukan sekarang, tidak perlu menunggu sebuah perubahan yang tidak tahu kapan datangnya”. Seperti perkataan Rhenald Kasali Ph.D dalam bukunya "Change" bahwa "Perubahan adalah pertanda kehidupan, dan siapa pun yang cinta kehidupan hendaknya jangan memusuhinya, apalagi membunuhnya. Mulailah melakukan perubahan sebagai sesuatu yang biasa. Meski anda akan tampak aneh, janganlah pernah berhenti". Untuk itu mahasiswa haruslah berubah untuk segera menyongsong masa depannya.

Mahasiswa haruslah menyadari akan potensi diri dan mengembangkan kecakapan untuk hidup. Bahwa perkuliahan tidak semata-mata hanya untuk mendapatkan ijazah dan nilai tinggi. Dan tidak pula hanya untuk memperoleh gelar sarjana semata. Banyak mahasiswa yang hanya menjalani masa perkuliahannya dengan mengalir begitu saja. Waktu demi waktu berlalu tanpa adanya kesadaran akan potensi dirinya, yang selayaknya dapat ia kembangkan. Mahasiswa seperti ini bagaikan sebuah kapas kering yang terombang-ambing oleh angin kehidupan. Sebuah apresiasi yang rendah terhadap pendidikan.

Kesadaran menjalani proses perkuliahan dan pentingnya pengembangan potensi diri, sangat penting dibina pada masa-masa awal kuliah (Kalaupun baru menyadari, maka sekaranglah saatnya). Kesadaran yang menuntut mahasiswa agar mampu melihat secara menyeluruh. Kemampuan yang dapat melihat alasan mengapa ia kuliah?, studi apa yang cocok untuknya ?, seperti apa strategi belajarnya?, sampai ,kemampuan apa yang dapat diperolehnya untuk menghadapi dunia luar?. Bagaimana cara mahasiswa melihat itu sangat tergantung bagaimana kerangka pikir (mind-set) -nya. Untuk itulah kita harus mempunyai sebuah kerangka berpikir yang strategis

Untuk memiliki kerangka berpikir strategis yang tangguh, mahasiswa perlu dibekali "cara memandang". Yang ibarat kamera menggunakan dua lensa sekaligus. Dimana masing-masing lensa memberikan perspektif yang berbeda. Lensa tele zoom dengan jangkauan yang jauh ke depan, sementara lensa wide angle, guna melihat diri kita dari dekat. Dengan perspektif ini, mahasiswa diharapkan dapat memperlihatkan gambaran besar, "The big picture" seorang mahasiswa. Sehingga setiap sudut kehidupan terpantau oleh sesosok mahasiswa yang berpikir strategis.

Mengapa itu menjadi sangat penting?. Karena pada dasarnya banyak sekali elemen yang harus diperhatikan oleh seorang mahasiswa. Ada yang jelas di depan mata, namun ada pula yang samar-samar. Untuk memandang secara keseluruhan, mahasiswa haruslah memahami faktor eksternal perkuliahannya. Bagaimana kurikulumnya, system pengajarannya, bagaimana perkembangan dunia kerja, dan berbagai perkembangan yang terkait, seperti tekhnologi, ideologi, sosiologi dsb. Sementara itu, mahasiswa harus mengamati dan menilai perkembangan apa yang terjadi pada dirinya. Bagaimana seharusnya mengoptimalkan potensi diri, apakah strategi belajarnya sudah memadai atau belum?, dan langkah apa yang harus mereka ambil untuk mensiasati diri?. Dan pertanyaan-pertanyaan lain yang memotivasi kita dalam mengembangkan potensi yang terpendam.
Untuk itulah mari bersama-sama, kita berpikir dan berkontemplasi untuk menyadarkan dan menemukan siapa dan apa diri kita ini sebenarnya. Berpikirlah wahai Manusia!

Sehingga sebagai seorang mahasiswa, kita mampu mengembangkan kecakapan mengelola diri, kecakapan interpersonal dan komunikasi, kecakapan berpikir dan kecakapan beradaptasi. Yang nantinya, kesemuanya itu justru sangat menentukan seperti apa kita di masa depan. Dan bagimana seharusnya mengarungi kehidupan kita selanjutnya.
Alhasil, sangat banyak sekali fenomena yang menyita perhatian mahasiswa. Sesuatu yang terus berseliweran disaat perkuliahan maupun di luarnya. Disaat yang sama, mahasiswa harus memilih, menata semuanya, mengaitkannya dengan banyak hal dalam keputusan yang sudah mereka - dan akan - ambil. Bagaikan rangkaian puzzle, semua itu harus kita susun untuk dapat melihat pola sebenarnya. Sebuah gambaran yang menyeluruh dan pasti.
Melihat, a big picture, gambaran yang menyeluruh akan membantu mahasiswa melihat tantangan dan peluang di hadapannya secara utuh. Dengan cara berpikir dan memandang seperti ini, alasan-alasan keberadaan mahasiswa menjadi lebih jelas. Arah yang akan dituju juga terlihat lebih terang. Dari pemandangan yang terang inilah mahasiswa bisa menentukan cara-cara; bagaimana mencapainya, apa saja progam yang akan dijalaninya, dan langkah-langkah jitu apa yang akan ia tempuh.

Untuk memandang secara komperhensif, menyeluruh dan sekaligus juga berorientasi masa depan itulah mahasiswa memerlukan Kerangka Berpikir Strategis
Setelah mempunyai paradigma yang lebih holistik (menyeluruh), diharapkan seorang mahasiswa dapat menyadari bahwa kehidupan perguruan tinggi yang diikutinya harus memberikan manfaat yang optimal untuk dirinya sendiri serta keluarganya (dan pada saatnya nanti untuk masyarakat, berbangsa dan bernegara). Baik pada waktu kuliah maupun kehidupan sesudahnya.
Untuk itulah semua pihak terkait, seperti orang tua dan institusi pendidikan harus mendukung setiap bentuk pendidikan (mahasiswa). Karena, tidak berlebiahan jika dikatakan mahasiswa adalah generasi yang menentukan quo vadis-nya (akan kemana) bangsa kita ini. Dan mahasiswa sebagai "The Agent of Cange" tidak hanya sekedar mitos belaka, karena merekalah yang menentukan perubahan nasib bangsanya, Indonesia tercinta.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda